Friday, February 15, 2008

Hutan Sepi penipu teguh berdiri .





Sesekali beralih angin, sungguh seronok lari dari kesibukan kota yang padat dengan sengsara dalam mewah yang melimpah tak semuanya mengecapi kemewahan kota secara teratur. Kais pagi makan petang, kais malam makan pagi dan esok kais lagi kadang sikit kadang tak ada rezeki kita , rezeki siapa dulu dia dapat . Ada yang bertungkus lumus kerja bersesak berbagai arah berkejaran bersama pendatang . Ada yang menghadapi nasib malang , kerja siap tawke hilang lalu samalah senasib pekerja tempatan atau pendatang sama dirundung malang . Tawke besar terbang . penipuan . tanpa peduli undang-undang, mengadu pun , seolah anjing menyalak bukit . Bukan nak cerita pasal orang tapi pasal pengalaman sejak kerja kecil yang mau bikin banyak wang,tapi tak kesampaian kerana kurang pengalaman dalam hal tipuan dagang dan sikap orang yang tak peduli orang, dia mau hidup sorang saja mau senang .Orang lain peduli apa ...
Teringat waktu kerja sesama jadi kuli bersama dengan pendatang ,setiap kali waktu makan mereka berkumpul makan bersama tak ada lauk kadang-kadang makan jauh-jauh dari orang . Hanya sayur dan nasi putih .Bekal yang di masak waktu pagi sebelum datang kerja . Sudahlah datang jauh dari seberang dan hadapi pelbagai halang , tapi untuk sesuap nasi bersesaklah kenegeri orang .Maki hamun dan berbagai tuduhan adalah satu kebiasaan . Tiba-tiba bernasib malang lagi kerja berbulan satu sen pun tak dapat bayaran . Manalah nasib nak dibawa. nak mengadu pada siapa .Ini bukan negeri kita .
Kepala pening dibandar menyebabkan aku beralih angin keluar daerah . Kehutan yang
yang gelap dari kehidupan mewah . Melihat kejernihan air yang mengalir dari sungai yang bolih diminum mentah , dan kehijauan yang menyegarkan mata ,segar udara dan sejuk terasa semuanya dapat melupakan penyiksaan bandar yang halus dan ramah.
Dalam hutan yang hijau pekat dan padat ini, bukanlah tak ada penyamun atau penipu semua tempat ada cuma tipu dibuat pada yang tak berdaya .Kepada penduduk orang asli yang jauh dalam hutan ini pun penipuan tetap berjalan .mana ada kasihan orang yang tak ada ikhlas dalam hidup .Untuk cari makan asal ada peluang saja tak kira siapa punya . Modalnya janji manis dan sedikit wang sebagai umpan ,lalu sia-sia lah perojek pembangunan yang diperuntukan untuk kaum Asli ini bertukar tangan, yang untung bukan orang Asli yang dalam hutan tapi orang bandar yang banyak modal dan musnahlah harapan orang Asli yang tak ada bimbingan dan seperti biasalah mereka mencari makan . Ulam .petai dan semua bahan hutan yang tak perlu pada modal jadi bahan untuk keperluan hidup yang tak perlu pada banyak modal . Tanah tergadai ,hasil tak dapat di tuai .
Hidup menumpang pada ehsan orang di bumi sendiri kerana ...penipuan menjalar dari bandar besar hinggalah kehutan sepi . Penipu segar bugar tak di tegur untuk berhenti mungkin undang-undang pun bolih dibeli.

1 comment:

Ismadi said...

Manusia rakus tak kira samada halal atau haram..janji perut kenyang .. kita tunggulah sahaja balsan dari Yang Maha Esa menanti mereka.. yang masih leka